BP3TI Siapkan Infrastruktur TI untuk Inklusi Keuangan

15 Agustus 2017  |  07:52 WIB
Share this post :
Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI) akan menyiapkan infrastruktur Teknologi dan informasi (TI) untuk mendukung program inklusi keuangan pemerintah demi mengangkat perekonomian masyarakat di Indonesia

BOGOR--Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI) akan menyiapkan infrastruktur Teknologi dan informasi (TI) untuk mendukung program inklusi keuangan pemerintah demi mengangkat perekonomian masyarakat di Indonesia

‎Direktur Penyediaan Ekosistem BP3TI Danny Januar mengemukakan pihaknya dalam waktu dekat akan menyiapkan sistem TI yang terintegrasi dengan sistem keuangan pemerintah ‎agar dapat memudahkan pencatatan transaksi dan informasi penyaluran kredit terhadap seluruh masyarakat pedesaan dan pelosok di Indonesia.

"Sekarang kami sedang menyiapkan pilotnya seperti apa, kami disini akan menyiapkan bisnis prosesnya agar program ini bisa terintegrasi dengan sistem keuangan," tuturnya di Bogor, Senin (14/8).

‎Menurutnya, infrastruktur TI yang akan disiapkan oleh BP3TI di antaranya adalah untuk mendorong program cashless pemerintah, agar masyarakat terbiasa melakukan transaksi non tunai. Namun, untuk saat ini pihaknya akan menyiapkan sistem transaksi yang dapat mengambil tunai terlebih dulu seperti ATM di koperasi maupun di tingkat desa.

"Kami tahu kalau cashless ini kan butuh waktu kalau mau diterapkan ke masyarakat di desa maupun pelosok, karena itu nanti kami buat sistem modelnya seperti ATM, tapi ini bukan ATM milik bank ya, tapi adanya nanti di setiap koperasi desa," katanya.

Untuk membuat sistem tersebut dia mengakui dibutuhkan koneksi dan akses Internet yang stabil agar berjalan dengan lancar, karena itu tahun ini BP3TI menargetkan membangun sebanyak 417 BTS di seluruh wilayah blankspot di Indonesia. Sampai saat ini, BP3TI sudah membangun sekitar 249 BTS dari total wilayah blankspot sebanyak 5.000-8.000 desa.

"Kami akan membangun BTS untuk mendukung program ini baik di wilayah perbatasan maupun di wilayah non komersil, sehingga masyarakat mendapatkan akses Internet yang baik dan program ini berjalan dengan lancar," ujarnya.

Selain itu, jika proyek Palapa Ring yang bertujuan menyatukan layanan Internet di setiap pulau rampung, maka tujuan pemerintah mendorong program inklusi keuangan akan semakin cepat dirasakan masyarakat desa dan pelosok Indonesia.

"Kami berharap Palapa Ring ini cepat rampung, agar bisa menyatukan akses seluruh pulau di Indonesia," tuturnya.

Untuk mendorong program inklusi keuangan tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pihaknya menggandeng sejumlah kementerian terkait seperti Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Kementerian Sosial (Kemensos), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) serta Kementerian Koperasi dan UKM.

"Kami di pemerintah sudah bersinergi dengan beberapa kementerian untuk mendorong program ini. Inklusi keuangan kami targetkan akan mencapai 75% pada 2019," katanya.

Dia berharap melalui program tersebut pemerintah dapat meningkatkan kualitas pertumbuhan ekonomi dengan memperkecil angka kemiskinan dan ketimpangan. Menurutnya, pemerintah juga telah menyusun program penurunan tingkat kemiskinandalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) pada 2015-2019.

"Untuk mewujudkan target itu, tentunya harus melibatkan banyak pihak dan sinergi. Semua harus bekerja sama dan saling mengisi, sehingga tugas berat pemerintah dalam mencapai target dapat tercapai," ujarnya.

Direktur Eksekutif Indonesia Information and Communication‎ (ICT) Institute, Heru Sutadi mengemukakan program Palapa Ring yang tengah dijalankan pemerintah, diharapkan dapat memberikan akses koneksi Internet yang lebih baik untuk jaringan berbasis serat optik di tingkat backbone dan backhaul di seluruh wilayah Indonesia. Sehingga menurut Heru, seluruh masyarakat Indonesia dapat menikmati akses Internet yang lebih baik.

"Sebab seperti kita ketahui, jaringan serat optik ini kan memiliki kemampuan untuk mengantarkan trafic data atau internet berkecepatan tinggi," katanya.

Menurutnya, salah satu tantangan yang dihadapi pemerintah pada proyek Palapa Ring tersebut adalah memastikan jaringan tetap stabil setelah akses koneksi Internet berlangsung. Pasalnya, saat ini tidak sedikit masalah kabel putus terjadi dengan penanganan yang membutuhkan waktu cukup lama.

"Nah ini dia tantangannya kalau kabelnya putus gimana, penangannya bisa berhari-hari biasanya. Selain itu, kalau kabel lewat darat tantangannya adalah terkena proyek galian tanah. Semoga ini juga menjadi perhatian pemerintah ke depan," ujarnya.