JAKARTA — Jaringan serat optik bawah laut tahap pertama dalam proyek infrastruktur telekomunikasi Palapa Ring Barat di wilayah Natuna, sudah bisa dikomersialkan pada akhir 2017.
Secara keseluruhan, proyek Palapa Ring Barat dengan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) itu dipastikan rampung sesuai rencana pada Februari 2018.
Penggelaran kabel serat optik bawah laut tahap pertama sepanjang 1.242 kilometer telah dilakukan pada Minggu (6/8) mulai dari Batam – Tarempa – Natuna – Singkawang – Sekanah Daik Lingga. Proses tersebut ditargetkan rampung Desember 2017.
Sementara itu, penggelaran kabel serat optik laut tahap kedua segera dilaksanakan pada awal September dan ditargetkan rampung juga pada akhir Desember 2017. Tahap terakhir akan selesai Februari 2018.
“Batch pertama kami harapkan sudah bisa dipakai akhir tahun ini. Rencana kami akan bisa menghidupkan Natuna, panjangnya 1200 km,” ungkap Presiden Direktur PT Palapa Ring Barat Syarif Lumintarjo di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Megaproyek sektor telekomunikasi itu menerapkan skema pembayaran sesuai ketersediaan (availability payment). Setelah proyek rampung, kapasitas jaringan akan dikelola oleh Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI) untuk disewakan kepada operator telekomunikasi atau pemerintah daerah.
“Modelnya yang mengelola kapasitas itu BP3TI melalui mekanisme availability payment. Nanti dibayarnya per bulan atau per tahun sesuai ketersediaan kapasitas jaringan,” jelasnya.
Sayangnya, sampai saat ini BP3TI belum memiliki model pengelolaan beserta ketentuan tarif penyewaan infrastruktur jaringan Palapa Ring. Padahal, mekanisme pemanfaatan merupakan hal krusial dalam pengelolaan jaringan tersebut.
Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menuturkan proyek Palapa Ring Barat harus selesai kontrak pada Februari 2018 agar seluruh masyarakat di kabupaten/kota wilayah barat yang saat ini belum dijamah Internet berkecepatan tinggi dapat terhubung. Dia mengibaratkan proyek Palapa Ring sebagai tol informasi yang dapat menjangkau seluruh masyarakat di wilayah terpencil dan memperlancar komunikasi demi mendorong pertumbuhan ekonomi. “Kita dengar ada Tol Laut untuk mengatasi biaya logistik yang tinggi. Kalau ada Tol Laut, Palapa Ring ini adalah tol informasi. Informasi kita buat jalan tolnya ke seluruh Indonesia,” paparnya.
Proyek Palapa Ring merupakan proyek infrastruktur telekomunikasi melalui pembangunan serat optik sepanjang 36.000 km yang dibagi menjadi Palapa Ring Barat, Palapa Ring Tengah, dan Palapa Ring Timur.